Friday, August 10, 2018

# Arini Putri # Fiksi

Come Back To Me by Arini Putri

Come Back To Me by Arini Putri

📓 Judul Buku     : Come Back To Me 
📓 Penulis            : Arini Putri
📓 Penerbit          : Twigora
📓 Tebal               : 386 Halaman
📓 Tahun Terbit  : Februari 2016
📓 My Rating      : Click Here 


Blurb : 

🌺Senna

"Mataku tak bisa melihatnya, tapi aku merasa mengenal Ced lebih dari siapa pun. Dari tangan kasarnya, aku tahu dia adalah pekerja keras. Dari suaranya, aku bisa tahu betapa renyah tawanya. Dan tak peduli sesingkat apa pun kami bersama, kenangannya selalu bertahan lebih lama di dalam benakku."


🌺Ced

"Mata almond Senna tak pernah terlihat sama. Terkadang gelap, terkadang mengeluarkan binar yang luar biasa indahnya. Lambat laun membuatku jadi egois, berharap sepasang mata miliknya itu bercahaya karenaku saja." 



Ced ternyata baru menyadari, hatinya sejak lama sudah jadi milik gadis itu, seperti halnya hati Senna sudah dimiliki oleh laki-laki itu. Namun ketika akhirnya menyadari cintanya pada Senna, Ced malah dihadapkan pada dilema yang teramat sulit untuk dihindari : antara harus memilih kebahagiaannya sendiri atau kebahagiaan gadis itu.

Review :  

 Come Back To Me by Arini Putri

📓 Isi Cerita dan Konflik :
Pertemuan Ced dengan Senna terjadi tanpa disengaja ketika Ced berada di sebuah kafe di mana Senna sering mengirimkan cookies buatannya ke kafe bernama Bittersweet itu. Dan karena sebuah insiden yang terjadi pada Senna, Ced sempat membentak Senna karena berpikir gadis itu begitu ceroboh. Tapi, setelah mengetahui keadaan Senna yang sebenarnya, Ced jadi dibebani perasaan bersalah. Dan rasa bersalah ini kini perlahan berubah menjadi sesuatu yang lain. Ced mengagumi Senna yang begitu manis dan mandiri di tengah kesulitan yang dimiliki gadis itu. Dan bagi Senna, suara Ced terdengar begitu indah di telinganya. Ia meyakini suara Ced adalh suara paling tampan yang pernah didengarnya.

"Mungkin tak banyak yang tahu, bagi gadis buta seperti dirinya, mendengar suara bagus itu sama seperti melihat lelaki tampan. Dan lelaki di sampingnya itu punya suara tertampan yang pernah didengarnya." (hal. 61)

Sementara Ced, ia sendiri memiliki konflik dengan Ayahnya. Sebagai anak satu-satunya, Ayahnya seperti membentuk Ced dari kecil untuk menjadi penerus di perusahaannya. Tanpa sedikit pun memikirkan impiannya. Dirinya sebenarnya hanya ingin agar Ayahnya bisa memahami kerja kerasnya dan impiannya. Baginya, pujian dari sosok yang disayanginya sangat berharga dari apa pun.



"Mungkin tak ada yang tahu, selama ini dia juga merindukan pujian. Bukan dari Paman Widi, bukan dari kliennya. Tapi dari orang yang jauh dalam lubuk hatinya masih begitu disayanginya, Ayah." (hal. 149)

Sementara Senna yang tidak percaya diri akan kekurangan yang dimilikinya, merasa tidak yakin akan perhatian yang Ced berikan untuknya. Ia pun belum siap jika ternyata harus patah hati nantinya. Ia yakin, gadis buta seperti dirinya tidak mungkin dicintai seorang Ced yang begitu sempurna.

"Bagi gadis sepertinya, membuka hati sama saja membuka luka. Membuka hati sama saja membiarkan hatinya jatuh bebas dan kemungkinan akan hancur nantinya. Lagi pula bisa saja Ced berteman dengannya karena merasa kasihan padanya. Alasan yang paling sering dia temukan saat seseorang mendekatinya." (hal. 190)  

Namun, ketika perasaann yang dimilikinya terhadap Ced kian besar, ntuk pertama kalinya Senna merasakan ada egois di dalam dirinya. Ia bahkan sempat merasakan tidak rela ketika impian yang sejengkal lagi diraihnya, harus diberikan untuk orang yang penting dalam hidupnya. Selain itu, selama ini, untuk bisa kembali melihat, tidak terlalu penting bagi Senna. Hingga dirinya mengenal Ced, untuk pertama kalinya, ia ingin bisa kembali melihat.

"Ada seseorang yang pengin Senna lihat, Ma. Senna pengin lihat wajahnya. Senna pengin lihat senyumnya. Senna pengin tahu...gimana dia natap Senna. Untuk pertama kalinya, Senna benar-benar pengin bisa lihat lagi." (hal. 237)

Terlebih lagi ketika Senna akhirnya menyadari kekurangan yang ia miliki terasa begitu berat. Seperti ketika sepi begitu terasa bukan hanya saat tidak ada orang di sekitarnya. Tapi juga ketika banyak orang di sekitarnya, tapi tidak ada satu pun yang berbicara, dan tidak ada satu pun yang memahami keadaannya yang berbeda.

"... Apakah pemandangan ini yang dilihat Senna tiap hari? Saat dia membuka mata di pagi hari, kegelapan ini yang dilihatnya? Membayangkan Senna harus hidup dalam kegelapan lebih lama lagi membuat hatinya terasa begitu sakit." (hal. 281) 


Komentar aku :
Ini kedua kalinya aku baca karya Penulis. Yang pertama itu See You Again, udah aku review di sini juga. Dan sejak itu aku mulai jadi penggemar tulisan Penulis. Karena tulisannya menggambarkan detail suasana serta bagaimana karakter dalam ceritanya. Hingga aku seperti ikut masuk di dalam ceritanya dan menikmatinya hingga selesai.

Seperti ketika menceritakan gerak gerik Senna, aku jadi ikut merasakan apa yang dirasakan Senna. Cara Senna menggerakkan tongkatnya agar bisa menelusuri jalan tanpa terjatuh. Atau ketika Senna menyentuh wajah Ced untuk pertama kalinya. Ia ingin menebak seperti apa wajah Ced. Menurut aku ini momen terbaik sejauh aku membaca buku ini. Aku jadi membayangkan bagaimana cara pandang orang yang memiliki keterbatasan fisik seperti yang Senna alami.

Untuk segi penulisan cerita, Penulis juga berhasil membawa aku masuk dalam suasana yang terjadi antara karakternya. Sejak awal baca saja, aku sudah merasakan perasaan sedihnya Senna, juga perasaan malu-malunya Ced dan Senna. Seperti yang aku sebutkan sebelumnya, Termasuk adegan ketika Senna mengalami kecelakaan yang menyebabkan dirinya buta. Penggambaran adegannya benar-benar bikin ngilu.

Dan ketika Ced mulai menemukan rasa nyaman pada Senna, rasa nyamannya ini benar-benar digambarkan dengan baik sama Penulis. Sampai aku ikut merasakan dan mengerti betapa nyamannya Ced di sisi Senna.

"... Karena degup jantung yang menenangkan mengisi tubuhnya saat dua tangan Senna membalas pelukannya." (hal. 207)

Selain itu, cara Penulis mengembangkan perasaan yang timbul antara Senna dan Ced itu terasa alami. Tidak ada kesan terburu-buru. Jadi aku dibuat mengerti kenapa pada akhirnya mereka saling jatuh cinta.
 
📓 Karakter : 

 Come Back To Me by Arini Putri
"Ced mengabaikan statusnya sebagai sarjana ekonomi, melepas kemewahan dan fasilitas dari keluarganya yang berada, lalu membuka carpentry studio kecil dengan uang simpanannya sendiri." (hal. 5)

Perkenalkan Ced, salah satu karakter utama di novel ini. Ced adalah sosok laki-laki yang begitu menyukai furniture. Ia begitu kreatif memikirkan desain untuk furniture yang dibuatnya. Keterampilannya dalam mengolah kayu menjadi furniture yang indah ini yang membawanya ke sebuah kafe, bertemu dengan Senna.

"Sejak 14 tahun yang lalu, kecelakaan membuatnya hidup dalam kegelapan. Korneanya rusak dan dua matanya tak bisa lagi melihat apa pun selain garis samar cahaya yang redup. Suatu pagi, Senna terbangun dan hanya menemukan kegelapan. Tiba-tiba saja dia begitu takut melupakan wajah orang-orang di sekitarnya, terutama Mama dan Papa." (hal. 17)

Perkenalkan Senna, gadis cantik yang mengalami kebutaan akibat kecelakaan saat ia kecil. Senna memiliki hobi membuat cookies, yang ia titipkan pada sebuah kafe untuk dijual, yang membawanya mengenal Ced.

"... Daripada nunggu orang lain bilang maaf, lebih baik kita yang ngucapin maaf lebih dulu. Minta maaf itu enggak dosa, kok. Enggak memalukan juga." (hal. 114)

Aku suka dengan karakter Senna ini. Dia begitu positif memandang banyak hal dibalik kebutaan yang dia miliki. Senyum seolah tidak pernah hilang dari wajahnya. Dari karakter Senna ini aku jadi belajar banyak hal.

Kesimpulan :
 Come Back To Me by Arini Putri
"Impianmu enggak akan pernah menjauh, selama kamu masih percaya sama mimpi itu." (hal. 222)

"... Aku ambil keputusan ini karena seseorang udah bikin aku sadar, kadang ada yang lebih berharga dari impian kita. Kebahagiaan orang itu, lebih berharga dari ambisi kita." (hal. 294) 

Secara keseluruhan, aku suka dengan cerita di buku ini. Kisah romance-nya bikin hangat dan nyaman. Karena memang novel ini bercerita tentang bagaimana rasa nyaman bisa dengan mudahnya membuat seseorang jatuh cinta. Penulis pun benar-benar menceritakannya dengan deskripsi yang bisa membuat aku ikut merasakan nyaman, hingga aku mengerti kalo tentu saja Ced bisa jatuh cinta pada Senna. Karena sosok Senna memang membuat Ced nyaman.

Untuk jalan ceritanya, di beberapa bab awal memang terasa lambat. Karena mungkin di sini dijelaskan proses bagaimana dua karakter utama ini bisa jatuh cinta. Karena rasa nyaman kan tidak  bisa ujug-ujug ada kan? Tapi, di pertengahan cerita, konflik mulai terasa. Konflik dari Ced juga Senna. Tentang rasa egois mereka, tentang impian mereka. Hingga konflik terselesaikan dengan baik di ending.

Untuk karakternya, Penulis menggambarkan karakter Ced dan Senna dengan baik dan konsisten. Hingga sampai buku selesai dibaca, aku tetap merasakan karakter Senna yang begitu positif, dan sikap Ced yang keras namun lembut pada Senna.

Dan salah satu yang aku suka dari karya Penulis adalah penggambaran suasana yang detail di tiap bukunya. Pada buku See You Again, aku merasakan detail suasana harunya. Dan pada novel ini, aku bisa merasakan hangat dan nyaman di dalam ceritanya.

"Kamu bikin aku lebih tenang, bikin pikiranku lebih jernih, bikin aku nyaman.. Juga bikin aku sadar kalau selalu ada orang yang percaya sama aku." (hal. 223)

No comments:

Post a Comment