Wednesday, September 5, 2018

# Bentang Belia # Bentang Pustaka

My Favorite Distraction by Naala

 My Favorite Distraction by Naala


📓 Judul Buku     :  My Favorite Distraction
📓 Penulis            :  Naala
📓 Penerbit          : Bentang Pustaka / Bentang Belia
📓 Tebal               : 178 Halaman
📓 Tahun Terbit  : Januari 2017
📓 My Rating      : Click Here


Blurb :


Aku benci sekolahku! Murid-muridnya rusuh dan hobi tawuran. Boro-boro punya prestasi, yang ada punya banyak musuh. Sialnya, nggak sengaja aku terlibat ke dalam urusan pelik mereka.

Kios ayahku diubrak-abrik oleh gerombolan murid sekolah sebelah, musuh sekolahku. Apa-apaan ini, apa salahku? Arrrgh, ini nggak bisa kubiarkan!
Saat berada di puncak emosi, cowok misterius itu datang membawa dua senjata. Dia dielu-elukan cewek satu sekolah, tapi bagiku dia sotoy, suka memerintah, dan mengancam. Dia meyakinkanku bisa membalas kelakuan anak-anak itu. Kata dia, aku bisa mengubah predikat sekolahku yang malaprestasi ini.

Siapa dia?

Review : 

 My Favorite Distraction by Naala



📓 Isi Cerita dan Konflik :

"Aku sendiri malas mengenang asal mula kenapa aku bisa terjeblos ke sekolah mengerikan itu. Sudahlah, masalah itu tak perlu kita ungkit lagi. Karena sekarang aku sedang sibuk ... " (Hal. 3)

Novel ini dibuka dengan kisah Faya yang sedikit bercerita bahwa sekolah itu terbagi 4 tingkat kualitas.

Sekolah kualitas satu adalah sekolah bertaraf internasional yang bagai dibangun di puncak istana Zeus. Seragam mereka, tekstil halus kualitas nomor satu beremblem emas. Pengelolanya mendatangkan pengajar terbaik dari seluruh pelosok Tanah Air, kalau perlu dari luar negeri untuk mendidik siswanya. Biayanya sangat mahal, yang jelas-jelas akan sulit Faya masuki kecuali ia seperti karakter di Boys Before Flower, Geum Jan Di. 

Lalu ada sekolah kualitas dua yang kualitasnya sedikit di bawah tingkat 1. Uang sekolahnya masih masuk akal. Sekolah ini juga sangat memahami misi yang tercantum dalam halaman pertama Buku Pegangan Siswa; hadir sebagai jembatan yang akan mengarahkan siswa pada inti kecerdasan yang sesungguhnya dan mengarahkan siswa menjadi manusia berkarakter, religius,  toleran, kreatif, mandiri, demokratis dan memiliki semangat kebangsaan serta cinta Tanah Air. Mereka menerapkan misi ini dengan baik. Sehingga jangan heran kalau tiap tahun ajaran baru, antrean masuk ke ruang pendaftarannya bisa sepanjang jembatan San Fransisco.

Kemudian ada sekolah kualitas tiga yang setingkat lebih rendah dari tingkat dua. Hingga terakhir tingkat 4 yang menurut Faya adalah  sekolah tingkat kualitas terbawah. Dan di sekolah inilah Faya menimba ilmu. Tapii ia justru terlibat tawuran.

Tawuran ini terjadi antara sekolah Faya dengan sekolah SMK Wijaya. Faya terlibat di sini pun karena salah satu temannya, Yoga. Dan demi menyelamatkan diri, ia pun terpaksa melawan siswa SMK Wijaya yang menyerangnya. Namun, sebagai perempuan tentu saja ia tidak bisa melawan mereka terus-terusan. Ia pun berusaha meninggalkan lokasi tawuran, dan untunglah ada sosok cowok misterius yang tiba-tiba menolongnya.

"Motor bebek putih yang berdecit di sebelahku sukses membuat jantungku melorot. Helm keperakan pengendaranya berkilat menyilaukan penglihatanku. Sepasang matanya yang terlapisi kaca pelindung memberi isyarat kepadaku.
"Naik!"
Tak usah disuruh juga aku akan menumpang siapa saja yang bisa membawaku pergi secepatnya dari tempat ini." (Hal. 7)

"Aku selalu curiga dengan kebaikan cuma-cuma. Pangeran berkuda putih cuma eksis dalam dongeng, kan?! Tapi melihat celana abu-abu kotak-kotak yang menandakan dia satu sekolah denganku, kupikir tak ada salahnya memberi tahu." (Hal. 8)

Apakah si Cowok Misterius ini benar-benar baik? Atau ada maksud lain setelah menolong Faya?

"Ian itu... nggak pernah bikin ribut sama guru. Nggak pernah kepancing ikut geng-geng nggak jelas. Nggak berlagak kegantengan di depan cewek-cewek. Nggak sok keren-sok aksi-sok gaya kayak cowok-cowok lain. Tappiii... jangan harap bisa deket-deket sama dia." (Hal. 13)

Cowok yang menolong Faya itu ternyata bernama Ian. Ian ternyata kakak kelas Faya di sekolah. Ia juga siswa pindahan dari sekolah yang memiliki kualitas tingkat satu. Keberadaannya di sekolah ini  dan latar belakangnya masih penuh misteri.

Tidak ada angin dan hujan, setelah pertemuan di lokasi tawuran, Ian mendadak menghampiri Faya di kantin sekolah yang tengah ramai. Sebagai salah satu cowok yang populer, tingkah laku Ian ini pun mendapat banyak perhatian. Termasuk Faya.

"Ian duduk di kursi yang digesernya. Berhadapan tepat denganku. Dapat kurasakan, seketika aura di tempat ini dingin menusuk. Aku mengerti sekarang, ini yang terjadi pada Selena Gomez. Cewek-cewek mana sudi memberikan Bieber pada satu cewek?" (Hal. 16)
"... Dia menggeser tatapannya ke meja di sampingku. Mengangguk tanpa senyum pada seorang cewek yang memanggil namanya. Klasik. Semua cowok cakep selalu punya keahlian yang sama. Sok cool." (Hal. 16)

Kunjungan dadakan Ian pada Faya di kantin ternyata punya maksud lain. Cowok dingin itu ingin Faya bergabung di klubnya. Klub bulu tangkis yang terdiri atas 1 anggota saja, yaitu Ian sendiri. Dan jika Faya mau bergabung, jadi ada 2 anggota 😂. Faya tentu bingung kenapa Ian tiba-tiba memintanya bergabung. Padahal ia yakin kalau dirinya tidak pernah main bulu tangkis di depan Ian. Dan alasan pertama Ian itu lucu, hingga membuat Faya langsung menolak bergabung. Tapi, Ian punya alasan lain yang sepertinya bisa membuat Faya tertarik.

"Ini pertandingan antarsekolah. SMK Wijaya ikut. Kalau kita daftar, kita bakal tanding sama mereka di seleksi. Kalahin mereka. Kamu bisa balas mereka tanpa tawuran." (Hal. 29)

Jangan ditanya seberapa kesal aku pada anak-anak berandal yang merusak kios Ayah. Dikira cari duit gampang apa? Ayah harus mengganti puluhan majalah yang rusak. Mempermalukan sekolah mereka dengan cara ini adalah balas dendam yang anggun." (Hal. 30)

Dan itulah kisah awal bagaimana interaksi Faya dan Ian. Berawal dari tanpa sengaja bertemu di tengah tawuran sekolah, lalu kantin sekolah, yang kemudian berujung pada ajakan Ian ke Faya untuk bergabung di klubnya. Lalu, bagaimana kelanjutan kisah mereka? Bisakah Faya membalaskan dendamnya pada sekolah yang siswanya menghancurkan kios milik ayahnya itu?


Komentar aku :

Bisa gak ya melakukan balas dendam dengan cara yang anggun, elegan, intelek, tanpa ada tindakan anarkis? Hal inilah yang jadi inti cerita pada novel My Favorite Distraction ini.

Sebenarnya awal memutuskan baca novel ini karena lagi cari buku yang tidak terlalu tebal, temanya yang ringan, sekaligus juga ngobatin kangen aku sama kelanjutan salah satu series dari teenlit yang udah aku tunggu setahun lebih.

Dan ternyata, waktu awal baca novel ini, aku berhasil dibuat jatuh cinta sama isi ceritanya. Di bab awal, aku langsung disuguhi kisah karakter utamanya yang tanpa sengaja terlibat tawuran. Adegan tawuran ini pun diceritakan dari sudut pandang karakter utama, yaitu Faya (POV 1). Dan ini terasa seru sekaligus lucu. Celetukan, tingkah laku, dan jalan pikiran Faya ini lucu banget. Jadi gak sabar untuk lanjut baca terus.

Oh iya, satu lagi, sebagai salah satu dari Teenlit Sport Series (?) keluaran Bentang Belia, novel ini juga bercerita tentang salah satu olahraga, yaitu bulu tangkis. Dan karena masih dalam suasana Asian Games 2018, aku juga jadi semakin semangat bacanya.

Yang aku suka dari novel ini, di awal cerita aku langsung disuguhi kisah Faya, yang tanpa sengaja terlibat tawuran karena salah satu temannya. Faya pun terpaksa meladeni siswa dari sekolah lain yang menyerangnya. Dan ini diceritakan dengan seruu sekali! Baru bab awal aja udah seru begini. Karena menurut aku, beberapa halaman awal novel itu jadi penentu juga apakah aku akan lanjut membaca ceritanya atau dilepas sejenak. Dan novel ini menjadi salah satu novel yang susah aku lepas sejak awal baca.

Selain adegan tawuran Faya yang seru, adegan kemunculan Cowok Misterius yang ternyata bernama Ian ini sempat membuat aku juga ikut berdebar. Kok berasa banget gitu kerennya. Ahahaha... 
Kesan pertama aku sama Ian ini dia itu cool banget, tapi bukan tipe cowok bad boy. Nah, ini juga yang bikin aku penasaran sama karakter Ian. Karena kalau Ian ini cowok baik-baik, kenapa ia bisa terjebak di sekolah yang suka sekali tawuran? Penulis juga membuat aku penasaran dengan latar belakang Ian ini.


Walaupun karakter utamanya adalah remaja, dengan setting di sekolah, yang pasti, kisah ini bukan sekedar cerita remaja biasa, karena ada kisah tentang bulu tangkisnya, juga kisah tentang keluarga dari kedua karakter utamanya. Konflik yang menarik, dengan dihiasi bahasa yang ringan, segar dan asik, novel ini berhasil bikin aku jatuh cinta dari awal hingga selesai membacanya.
 


📓 Karakter :

 My Favorite Distraction by Naala


Kedua karakter utama di novel ini punya pesona sendiri yang membuat kisahnya jadi lebih berwarna. Faya yang aktif, lucu, dan penuh semangat. Ia pemberani, lumayan jago bela diri (dibuktikan saat terlibat tawuran), juga sangat sayang pada Ayahnya. Walaupun hidup Faya sangat sederhana, tapi semangat hidupnya benar-benar luar biasa. Sepertinya Faya ini jadi salah satu karakter heroine favorit aku di novel teenlit.

Lalu ada juga Ian yang dingin, kaku, jago bulu tangkis, tapi misterius dengan latar belakangnya. Sejak awal kemunculannya, Ian ini berhasil bikin aku terpesona. Tidak perlu ada penjelasan apakah alisnya tebal atau hidungnya mancung, atau fisik lainnya, di dalam imajinasiku, Ian itu keren. Ditambah ia juga bukan tipe bad boy.

Ditambah karakter teman-teman mereka yang juga membuat kisah semakin lucu dan segar. Ada Yoga, teman sekelas Faya yang ternyata adalah senior yang tidak naik kelas. Lalu ada Nina, sahabat Faya yang ternyata adik dari Yoga. Ada juga senior ketua geng sekolah, bernama Bobi Baron, yang karakternya digambarkan Penulis dengan lucu sekali. Ada juga karakter cewek antagonis, penggemar Ian. Selain itu, ada juga teman-teman sekelas Faya yang tingkah uniknya bikin aku tertawa saat baca novel ini.



Kesimpulan :

 My Favorite Distraction by Naala


"... Dan mulai sekarang, akan ada anak-anak yang mulai mikir kalau bikin prestasi itu lebih keren daripada bikin onar." (Hal. 167)

Novel ini memiliki kisah yang ringan, fresh, dan lucu banget. Baru kali ini aku ikut tertawa saat baca novel bergenre teenlit ini. Dari mulai tingkah laku dan jalan pikiran Faya di awal cerita, lalu saat Faya menjalani latihan bersama Ian, hingga kisah teman-teman sekelas dan sekolahnya yang unik. Bahkan ada loh yang bawa cobek ke sekolah 😂😂. Ini yang bikin aku ngakak waktu bacanya. Penulis kreatif sekali bikin adegan seperti itu.

Konflik yang diangkat tidak hanya tentang balas dendam karakter utamanya pada sekolah lain, tapi ada juga konflik keluarganya. Konflik pun diselesaikan sesuai yang aku harapkan.

Selain itu, banyak nilai yang bisa diambil dari novel ini. Ada tentang impian yang bisa kita raih jika kita semangat mencapainya. Ada juga tentang balas dendam tidak selalu bikin hati jadi lega. Ada juga tentang memaafkan masa lalu. Ada juga tentang kisah persahabatannya. Semua hal itulah yang membuat aku semakin suka sama novel ini.
Kisah tentang bulu tangkisnya memang tidak begitu banyak, tapi kisah perjuangan Faya agar bisa bermain bulu tangkis itu yang menginspirasi buat aku.
The Last but not least, gaya tulisan Penulis bikin aku nagih untuk baca karyanya yang lain.
Novel ini cocok untuk kamu penggemar novel bergenre teenlit atau Young Adults dengan kisah yang lucu, fresh, dan yang paling penting, banyak nilai yang bisa diambil dari kisah novel ini.

Sekian review dari aku. Kurang lebihnya mohon maaf ya. Dan semoga review ini bermanfaat untuk semua.

 

No comments:

Post a Comment