Wednesday, May 17, 2017

# Esti Kinasih # Fiksi

Jingga Untuk Matahari by Esti Kinasih

Jingga Untuk Matahari by Esti Kinasih

📓 Judul Buku     : Jingga Untuk Matahari
📓 Penulis            : Esti Kinasih
📓 Penerbit          : Gramedia Pustaka Utama
📓 Tebal               : 444 Halaman
📓 Tahun Terbit  : Desember 2016
📓 My Rating      : Click Here

Blurb :
Ari dan Tari menjalani hari-hari penuh pelangi. Tari bahagia karena ternyata Ari cowok lembut dan penuh perhatian. Sedangkan Ari gembira luar biasa ketika mendengar Ata dan Mama akhirnya kembali ke Jakarta.

Namun, tanpa Ari ketahui, selama ini Ata menyimpan kepedihan yang membuatnya bertekad melampiaskannya kepada Ari dan Papa. Saat itulah Ari menyadari ada “kisah” yang dia tidak tahu di antara papa dan mamanya.

Sementara itu, Tari mulai bingung menata hati. Karena pada saat rasa sayangnya untuk Ari semakin tumbuh, Angga muncul lagi dan “nembak” langsung. Sebenarnya, apa yang menjadi alasan Angga begitu dendam pada Ari dan bertekad merebut seseorang yang paling berharga darinya?

“Kalo lo ngincer cewek yang udah punya cowok, rebut dia di depan cowoknya. Jangan di belakang,” kalimat Ata itu terus terngiang di benak Angga.



Review :
📓 Isi Cerita dan Konflik :
Jingga Untuk Matahari by Esti Kinasih
Sebagai lanjutan dari 2 seri sebelumnya, Jingga Dan Senja, juga Jingga Dalam Elegi, cerita Jingga Untuk Matahari ini dibuka dengan konflik kembalinya Ata (Matahari Jingga), saudara kembar Ari (Matahari Senja). Ari menerima kedatangan Ata serta Mamanya yang telah hilang selama 9 tahun ini dengan sukacita. Ia bahkan langsung membagi kebahagiaannya dengan Tari. Ia juga tidak sabar ingin menunjukkan kepada Guru juga teman-temannya di sekolah tentang Ata. Ari begitu bahagia, hingga ia lupa, bahwa kembalinya Ata ini punya tujuan lain. Ia ingin menghancurkan hidup Ari.

Tapi Ari tidak sendiri. Ia punya dua sahabat yang sangat loyal padanya, Ridho dan Oji. Keduanya sejak awal selalu menjaga Ari. Dan sejak kedatangan Ata, keduanya lah yang punya firasat buruk soal saudara kembar Ari itu.
Ata yang mengetahui bahwa Ari memiliki musuh bernama Angga pun langsung menemui Angga. Bahkan seperti menawarkan kerjasama dengan lelaki yang pernah mencoba merebut Tari dari Ari itu. 

Berlari di sepanjang koridor utama dengan kedua sahabatnya membayangi di kiri-kanan, Ari memberikan keindahan akan solidnya sebuah persahabatan. (hal.186)
"Ridho sama Oji... Teman-teman terbaik yang pernah gue punya." (hal.344)

Sejak awal baca Jingga Series ini, aku selalu suka persahabatan Ari dengan Ridho dan Oji. Tentang bagaimana keduanya begitu setia mendampingi dan menjaga Ari. Beruntungnya Ari memiliki sahabat seperti mereka.

 "Lo mau matiin gue?"
"Bukan. Kematian akan menyelesaikan banyak hal. Termasuk hal yang sebenarnya belum selesai. Gue gak akan matiin elo. Cuma elo satu-satunya sodara yang gue punya. Dan gue tetap pengin punya sodara. Cuma mungkin formatnya yang mau gue ubah. Gue lebih seneng liat lo ancur daripada liat lo mati. Juga orang yang satu lagi." ( hal.
Dan Ari tertegun kala mendapati, ini bukan Ata yang dijemputnya di bandara Sabtu malam lalu. Ata yang disambutnya dengan seluruh rasa syukur, yang dirangkulnya dengan segenap tawa dan rasa bahagia. (hal. 439)

Ata mulai menunjukkan ketidaksukaannya pada Ari. Kenyataan bahwa Ata begitu membencinya, membuat hidup Ari hancur. Ia tentu saja tidak mengerti tentang alasan yang Ata berikan padanya.

Ata tidak pernah tahu bahwa hidup Ari selama ini pun sudah hancur sebelum kedatangannya. Rumahnya yang selalu sepi. Tapi Ata memang tidak pernah tahu hal itu. Atau memang tidak ingin tahu? Ata hanya berpikir bahwa selama ini hidupnya lah yang hancur sendirian. Emosi memang selalu berhasil menggelapkan mata, dan sulit menerima dan melihat kenyataan yang ada.

Komentar aku :
Jingga Untuk Matahari by Esti Kinasih
Petama, aku mau ngaku kalo aku lebih suka jalan cerita Jingga Untuk Matahari (JUM) daripada Jingga Dalam Elegi (JDE). Alasannya, karena di JDE itu terlalu banyak dramanya Tari, dan histerisnya Tari, jadi aku kasian sama Ari. Ini subjektif ya 😅. Sedangkan di JUM, menurut aku tidak terlalu banyak adegan yang terlalu drama dan histeris. Palingan adanya cewek-cewek yang suka ngerubungin Ata setiap hari di sekolah.

Tidak sedikit yang mengeluhkan JUM karena ternyata tidak banyak bercerita soal Ari dan Tari. Memang, di JUM ini porsi cerita mereka sedikit, Tari pun nyaris seperti tidak memiliki banyak cerita. Awalnya, aku juga sempat bingung. Kenapa ceritanya jadi kompleks dan melebar ke mana-mana. Tapi, setelah baca 2 seri sebelumnya, dan langsung lanjut ke buku ini, aku jadi paham. Sejak awal, aku memang butuh tahu kisah hidup Ari seperti apa.

Dan kenyataan bahwa Ari memiliki kembaran, aku juga perlu tahu kembaran Ari itu seperti apa. Di JUM ini lah aku dapat semua itu.
Jadi, begitu aku baca buku keempatnya (Iya, ini bukan lagi Trilogi), aku akan merasa, oke, semua jalinan cerita ini lengkap. Karena beberapa karakter yang sangat penting sampai cukup penting sejak JDS, sudah diceritakan latar belakangnya di JUM ini seperti Ari, Ata, Ridho, Oji, bahkan orangtua Ari (kecuali Angga ya. Sampai buku ketiga ini aku masih belum tahu penyebab Angga begitu dendam pada Ari). Kalo Tari kan sudah diceritakan sejak JDS.

📓 Karakter :


Jingga Untuk Matahari by Esti Kinasih
 

Sekarang aku akan me-review tentang karakter penting di JUM ini. Tentang tokoh favorit aku, Matahari Senja. Aku merasa dia seperti tenggelam di JUM ini. Dia seperti kehilangan kharisma dan kekuatan yang dimilikinya. Tapi, memang yang aku rasakan di JUM ini kisah hidup Ari mulai terbuka, dan itu melalui Ata.

Ata, Matahari Jingga. Justru Ata memiliki porsi besar di JUM ini. Bahkan keberadaan Ata juga yang membuat Ari seperti kehilangan kharismanya. Ata membuat  Ari hancur. Karakter Ata benar-benar kuat, dan mencerminkan dirinya memang memiliki banyak luka dan dendam yang disembunyikannya. Ata begitu dingin, tidak banyak mengatakan hal yang tidak penting. Dan Ata sangat pintar bermuka dua!

📓 Kesimpulan :

Secara keseluruhan, aku suka JUM. Walaupun sempat kecewa karena masih lanjut ke buku keempat. Mana ending-nya udah kayak serial TV Korea yang bikin deg-degan sekaligus penasaran.

Jingga Untuk Matahari ini ternyata termasuk kategori Teenlit. Tapi, bagi aku, buku ini lebih dari sekedar Teenlit. Diksi-diksinya keren! Karakter-karakternya digambarkan dengan sangat baik dan kuat. Bahkan untuk karakter cowoknya pun terasa cowok banget, baik dari segi dialog maupun sikap atau gesturnya.

Setelah selesai membaca JUM ini, aku pun tidak sabar untuk membaca buku keempatnya, Jingga Untuk Sandyakala (JUS). Semoga Kak Esti bisa segera merampungkan JUS ya.






No comments:

Post a Comment